Subnetting CDIR
Menurut Agustina Yosi Cicilia CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas. A, B, dan C. CIDR berfungsi untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Alasan pembuatan subnetting adalah :
1. Untuk mereduksi traffic jaringan
2. Mengoptimasi performasi jaringan
3. Memudahkan manajemen
4. Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis luas.
A. Menghitung Subnet Kelas C
Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4.
Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000.
- Jumlah Subnet = 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet terakhir (yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet.
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya bineri 0 pada octet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
- Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192.
B. Menghitung Subnet Kelas B
Untuk
kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan. Untuk subnetmask
/17 sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas C, tetapi pada
kelas B terletak pada octet ke 3 saja yang digunakan. Sedangkan untuk
subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada octet ke 3 dan 4.
Misal diketahui suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.10000000.
- Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah (0, 128)
Pada kelas A perhitungan dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.
Misal diketahui suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000.
- Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi Blok Subnet seluruhnya : 0,1,2,3,4, dst.
Menurut Ruli Handira CIDR
(Classless Inter-Domain Routing) adalah mekanisme routing yang lebih efisien
dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP
jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. CDIR berfungsi
untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi.
A.
Menghitung Subnet Kelas C
Pada
kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4
Misal diketahui
suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192,
jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000.
Jumlah
Subnet = 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet terakhir
(yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4
subnet.
Jumlah
Host per Subnet = 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya bineri 0 pada
octet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 –
2 = 62 host
Blok
Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah
256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya ditambahkan hasil dari blok subnet
tersebut. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192.
Kita
buat tabelnya seperti berikut dengan catatan :
Subnet : Sesuai
pada blok subnet.
Host Pertama : 1 angka setelah subnet.
Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Host terakhir: 1 angka sebelum
broadcast.
B. Menghitung Subnet Kelas B
Untuk
kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan. Untuk subnetmask /17
sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas C, tetapi pada kelas B
terletak pada octet ke 3 saja yang digunakan. Sedangkan untuk subnetmask /25
sampai /30 perhitungannya yaitu pada octet ke 3 dan 4.
Misal diketahui
suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128, jika
diubah ke dalam bilangan biner menjadi11111111.11111111.11111111.10000000.
Jumlah
Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah
Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok
Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah (0, 128)
C. Menghitung Subnet Kelas A
Pada
kelas A perhitungan dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.
Misal diketahui
suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmasknya /16
yaitu 255.255.0.0, jika diubah ke dalam bilangan biner
menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000.
Jumlah
Subnet = 28 = 256 subnet
Jumlah
Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
Blok
Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi Blok Subnet seluruhnya : 0,1,2,3,4, dst.
Menurut Sutrisno CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih
efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke
dalam kelas-kelas A, B, dan C. Dan befungsi untuk mengklasifikasikan alamat-
alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan
kelas E.
efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke
dalam kelas-kelas A, B, dan C. Dan befungsi untuk mengklasifikasikan alamat-
alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan
kelas E.
a. Menentukan Jumlah Subnet
2 pangkat N ≥ Jumlah Subnet |
Dimana N adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask. Sedangkan
untuk kelas B binari 1 pada 2 oktet terakhir, kelas A binari pada 3 oktet terakhir.
b. Menentukan Jumlah Host Per Subnet
2n– 2 ≥ Jumlah Host Per Subnet |
Dimana n adalah kebalikan dari N yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir
subnet mask. Untuk kelas B pada 2 oktet terakhir dan kelas A pada 3 oktet terakhir.
c. Menentukan Blok Subnet
Nilai oktet terakhir subnet mask adalah angka yang ada dibelakang subnet mask,
misalnya 255.255.255.192, maka 256 – 192 (nilai terakhir oktet subnet mask) = 64 subnet.
Hasil dari pengurangan ditambahkan dengan bilangan itu sendiri sampai berjumlah
sama dengan angka belakang subnet mask 64 + 64 = 128, dan 128 + 64 = 192. Jadi
total subnetnya adalah 0,64,128,192.
d. Menentukan Alamat Broadcast
Yaitu mengambil alamat IP address yang terletak paling akhir. Dengan ketentuan
alamat broadcast tidak boleh sama dengan alamat subnet blok berikutnya atau
alamat host terakhir pada blok subnet yang sedang dikerjakan. Bit-bit dari Network
e. maupun Host ID tidak boleh.
Semuanya berupa angka binary 0 semua atau 1 semua, jika hal tersebut terjadi
maka disebut flooded broadcast sebagai contoh 255.255.255.255.
Menurut Nur Hidayah Subnetting adalah proses menunjuk beberapa high-order bit dari bagian host dan mengelompokkan dengan topeng jaringan untuk membentuk subnet mask. Ini membagi jaringan ke dalam subnet yang lebih kecil. dI gunakan untuk menghitung ip dari sebuah prefik untuk menentukan ip yang digunakan network, jmlh host, dan boardcast. CIDr berfungsi untuk mengetahui cara menentukan network, dan Brodcast pada IP jaringan melalui prefix atau subnetting.
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya
binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 +
64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Menurut Wahyu CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah merupakan mekanisme routing yang lebih efisien. Sebuah cara untuk mengklasifikasikan IP address yang berbeda dengan menggunakan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
KELAS A
Pada kelas A 8 bit pertama adalah net Id, dan 24 bit selanjutnya adalah host Id, kelas A meiliki net Id dari 0 sampai 127.
KELAS B
Pada kelas B 16 bit pertama adalah net Id, dan 16 bit selanjutnya adalah host Id, kelas B memiliki net id dari 128 sampai 191
KELAS C
Pada kelas C 24 bit pertama atau 3 octet pertama adalah network Id, dan 8 bit/octet terakhir selanjutnya adalah host Id, kelas C memiliki network id dari 192 sampai 223
Mari kita mencoba untuk menyelesaikan beberapa kasus tentang Subnetting CDIR :
1. Contoh soal dari Dwi Febrianto Admojo
Contoh soal :
Sebuah kantor
ingin membangun jaringan dengan 30 komputer dengan ip 192.168.1.20/27 . Untuk
saat ini kita gunakan ip kelas C yang masih kita sering gunakan daripada
kelas-kelas lainnya. Dan tentukan :
Subnet mask
Ip network
Ip broadcast
Ip start & ip end
JAWAB :
1.
/27 = 11111111.11111111.11111111.11100000 =
255.255.255.224
Untuk menjelaskan darimana
asalnya tersebut kita pelajari lebih lanjut.
Untuk mengetahui
berapa ip network , broadcast , ip start – end kita harus paham dan mengetahui
jumlah blog per subnet. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
·
Blok Subnet: 256 – 224 = 32, Jadi blok Alamat
Subnet: 0,32,64,dst…
Akan tetapi kita hanya hanya akan
menghitung di blok pertama karena dari soal hanya 30 komputer. Maka :
2. Contoh soal dari Revan Faredha
Kali ini kita akan menggunakan ip kelas B
Dik : Network Awal = 192.168.10.0/23
Dit : Buat menjadi 16 subnetwork !
Jawab : - Range network awal : 192.168.10.0/23 – 192.168.11.255/23
- Jumlah alamat IP yang tersedia :
2^n (dimana n merupakan bit dari host id)
2^9 = 512 alamat IP
- Jumlah host / subnet :
Jumlah alamat IP yang tersedia / Jumlah subnet yang diminta =
512 / 16 = 32 host / subnet
Maka maskingnya adalah /27
- Alokasinya
1. 192.168.10.0/27 – 192.168.10.31/27
2. 192.168.10.32/27 – 192.168.10.63/27
3. 192.168.10.64/27 – 192.168.10.95/27
4. 192.168.10.96/27 – 192.168.10.127/27
5. 192.168.10.128/27 – 192.168.10.159/27
6. 192.168.10.160/27 – 192.168.10.191/27
7. 192.168.10.192/27 – 192.168.10.223/27
8. 192.168.10.224/27 – 192.168.10.255/27
9. 192.168.11.0/27 – 192.168.11.31/27
10. 192.168.11.32/27 – 192.168.11.63/27
11. 192.168.11.64/27 – 192.168.11.95/27
12. 192.168.11.96/27 – 192.168.11.127/27
13. 192.168.11.128/27 – 192.168.11.159/27
14. 192.168.11.160/27 – 192.168.11.191/27
15. 192.168.11.192/27 – 192.168.11.223/27
16. 192.168.11.224/27 – 192.168.10.255/27
3. Contoh soal dari Molavi Arman
Diketahui sebuah network 197.16.0.0/17. Hitunglah jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet dan alamat host dan broadcast yang benar !
Subnet Mask: 255.255.128.0
Binary Subnet Mask: 11111111.11111111.10000000.00000000
Diketahui sebuah network 197.16.0.0/17. Hitunglah jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet dan alamat host dan broadcast yang benar !
Subnet Mask: 255.255.128.0
Binary Subnet Mask: 11111111.11111111.10000000.00000000
- Jumlah Subnet = 2x ,dimana x adalah banyaknya binary 1 pada octet terkhir subnetmask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi jumlah subnet adalah 21 = 2 subnet.
- Jumlah Host per Subnet = 215 – 2 ,dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binary 0 pada octet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 215 – 2 = 32766 host.
- Blok Subnet = 256 – 128 (nilai octet terakhir subnetmask) = 128. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,128.
- Alamat host dan broadcast yang valid :
Network Address | Usable Host Range | Broadcast Address |
172.16.0.0 | 172.16.0.1 – 172.16.127.254 | 172.16.127.255 |
172.16.128.0 | 172.16.128.1 – 172.16.255.254 | 172.16.255.255 |
4. Contoh soal dari Agustina Yosi Cicilia
Dikelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4.
5.Contoh soal dari Putro
Analisa : 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
Dari kelima pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa CDIR singkatan dari Classless Inter Domain Routing adalah mekanisme routing yang lebih efisien
dibandingkan dengan cara yang asli yaitu dengan membagi alamat IP
jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. CDIR berfungsi
untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi.
Daftar Pustaka
Cicilia, Agustina Yosi. 2019. Menghitung Subnetting (CDIR dan VLSM).
https://agustinayosicicilia.wordpress.com/2013/10/23/menghitung-subnetting-cidr-dan-
vlsm/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:32 WIB.
Rulihandira. 2019. Pengertian CDIR dan VLSM. https://rulihandira.blogspot.com/2016/06
/pengertian-cidr-dan-vlsm.html diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:34 WIB.
Sutrisno. 2019. CDIR dan VLSM. http://sutrisnoetseul.blogspot.com/2013/03/pengertian-
praktek-dan-contoh-vlsm-dan.html# diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:35 WIB.
Hidayah, Nur. 2019. Materi Subnetting. http://nurhidayahtkj.blogspot.com/2017/02/materi-
subnetting-kelas-c.html diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:37 WIB.
Wahyu. 2019. Penghitungan Subnetting CDIR VSLM. https://wahyukode.com/subnetting-
cidr-vlsm/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:40 WIB.
Admojo, Dwi Febrian. 2019. Contoh Soal dan Perhitungan Subnetting.
http://dwifebriantoadmojo.blogspot.com/2014/03/contoh-soal-dan-perhitungan-
subnetting.html diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:44 WIB.
Faredha, Revan. 2019. Soal dan Penyelesaian CIDR. http://revanfaredha.blogspot.com
/2010/10/soal-penyelesaian-cidr.html diakses 21 Januari 2019 pukul 13:45 WIB.
Arman, Molavi. 2019. Contoh Soal Subnetting. https://www.molaviarman.net/contoh-soal-
subnetting-kelas-c-192-168-1-0-27/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:47 WIB.
Cicilia, Agustina Yosi. 2019. Menghitung Subnetting (CDIR dan VLSM).
https://agustinayosicicilia.wordpress.com/2013/10/23/menghitung-subnetting-cidr-dan-
vlsm/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:48 WIB.
Putro. 2019. Perhitungan Subnetting. https://www.siputro.com/2015/06/perhitungan-
subnetting-ip-address-kelas-b-dan-a/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:50 WIB.
Dikelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4.
Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu 255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000.
- Jumlah Subnet = 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet terakhir (yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet.
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya bineri 0 pada octet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
- Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Kita buat tabelnya seperti berikut :
– Subnet : sesuai pada blok subnet.
– Host Pertama : 1 angka setelah subnet.
– Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya.
– Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Analisa : 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
- Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast.
Subnet |
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Daftar Pustaka
Cicilia, Agustina Yosi. 2019. Menghitung Subnetting (CDIR dan VLSM).
https://agustinayosicicilia.wordpress.com/2013/10/23/menghitung-subnetting-cidr-dan-
vlsm/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:32 WIB.
Rulihandira. 2019. Pengertian CDIR dan VLSM. https://rulihandira.blogspot.com/2016/06
/pengertian-cidr-dan-vlsm.html diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:34 WIB.
Sutrisno. 2019. CDIR dan VLSM. http://sutrisnoetseul.blogspot.com/2013/03/pengertian-
praktek-dan-contoh-vlsm-dan.html# diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:35 WIB.
Hidayah, Nur. 2019. Materi Subnetting. http://nurhidayahtkj.blogspot.com/2017/02/materi-
subnetting-kelas-c.html diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:37 WIB.
Wahyu. 2019. Penghitungan Subnetting CDIR VSLM. https://wahyukode.com/subnetting-
cidr-vlsm/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:40 WIB.
Admojo, Dwi Febrian. 2019. Contoh Soal dan Perhitungan Subnetting.
http://dwifebriantoadmojo.blogspot.com/2014/03/contoh-soal-dan-perhitungan-
subnetting.html diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:44 WIB.
Faredha, Revan. 2019. Soal dan Penyelesaian CIDR. http://revanfaredha.blogspot.com
/2010/10/soal-penyelesaian-cidr.html diakses 21 Januari 2019 pukul 13:45 WIB.
Arman, Molavi. 2019. Contoh Soal Subnetting. https://www.molaviarman.net/contoh-soal-
subnetting-kelas-c-192-168-1-0-27/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:47 WIB.
Cicilia, Agustina Yosi. 2019. Menghitung Subnetting (CDIR dan VLSM).
https://agustinayosicicilia.wordpress.com/2013/10/23/menghitung-subnetting-cidr-dan-
vlsm/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:48 WIB.
Putro. 2019. Perhitungan Subnetting. https://www.siputro.com/2015/06/perhitungan-
subnetting-ip-address-kelas-b-dan-a/ diakses pada 21 Januari 2019 pukul 13:50 WIB.
No comments:
Write komentar